Dunia pencarian online bersiap menghadapi perubahan besar dengan diperkenalkannya Google Search Generative Experience (SGE). SGE menghadirkan pengalaman pencarian yang baru, di mana jawaban atas pertanyaan pengguna muncul langsung di halaman pencarian, tanpa perlu mengklik ke website.
Keakuratan dan relevansi konten menjadi semakin penting. SGE akan menampilkan hasil yang paling relevan dengan intent pengguna, sehingga konten yang tidak relevan akan kalah bersaing.
Hasil Pencarian Bukan Sekadar 10 Link Biru Lagi
Dalam SGE, hasil pencarian tidak lagi didominasi oleh 10 link biru klasik. Sebaliknya, pengguna akan disajikan dengan jawaban langsung dari pertanyaan mereka, serta “prompt” untuk menelusuri lebih dalam, semuanya tanpa meninggalkan halaman pencarian.
Mesin pembelajaran Google bahkan dapat mengubah query pengguna secara otomatis! Iklan? Masih ada, tapi di atas dan bawah SGE, dengan Google yang tentu punya rencana monetisasi baru.
Adopsi SGE: Lambat tapi Pasti Mengubah Lanskap SEO dan PPC
Potensi SGE sangat besar, tetapi adopsinya masih belum masif. Hal ini dikarenakan SGE masih dalam tahap pengembangan dan belum sempurna. Selain itu, pengguna juga masih belum terbiasa dengan fitur ini.
Jyll Saskin Gales, seorang konsultan marketing, mengingatkan bahwa perjalanan adopsi SGE akan memakan waktu lama. Adopsi fitur-fitur baru dari Google, seperti voice search dan Google Assistant, juga membutuhkan waktu yang lama.
Oleh karena itu, praktisi SEO dan PPC perlu beradaptasi dan mengembangkan strategi baru untuk menghadapi perubahan ini. Mereka perlu fokus pada relevansi dan kualitas konten, serta integrasi dengan SGE.
Keakuratan SGE: Masih Batu Sandungan, Tapi Potensi Tak Terbatas
Ketidakakuratan SGE dapat menjadi masalah besar, terutama dalam pencarian lokal. Misalnya, jika pengguna mencari “tukang ledeng terdekat”, SGE mungkin menampilkan jawaban yang tidak akurat, seperti alamat atau nomor telepon yang salah.
Aaron Levy, VP paid search Tinuiti, memperkirakan butuh 3-5 tahun untuk SGE mencapai titik optimal dan meninggalkan stigma ketidakakuratan. Artinya, selama beberapa tahun ke depan, SGE masih akan mengalami ketidakakuratan.
Bagi praktisi SEO dan PPC, ketidakakuratan SGE bisa menjadi tantangan. Namun, mereka juga bisa memanfaatkan ketidakakuratan ini untuk menemukan celah dan memanfaatkan sisi baik SGE.
Dampak SGE pada CTR & Performa SEO
SGE dapat menurunkan CTR karena pengguna cenderung puas dengan jawaban yang mereka temukan di SGE, sehingga mereka mungkin tidak akan mengklik ke website.
Levy, VP paid search Tinuiti, menyarankan agar Google Ads tak lagi terpaku pada CTR, tapi fokus pada biaya per aksi (CPA) dan return on ad spend (ROAS). Artinya, Google Ads perlu mengukur keberhasilan iklan berdasarkan hasil yang nyata, seperti penjualan atau konversi, bukan hanya berdasarkan jumlah klik.
Hal ini juga berlaku bagi SEO. Perubahan perilaku pencarian akibat SGE menuntut optimasi konten yang lebih relevan dan kontekstual. Konten yang relevan dan kontekstual akan lebih menarik bagi pengguna dan lebih mungkin untuk muncul di hasil pencarian SGE.
PPC dan SEO Bersatu? Kolaborasi Tak Terhindarkan di Era SGE
Seperti yang sudah dituliskan di atas, SGE mengubah perilaku pencarian dan hasil pencarian. Pengguna cenderung puas dengan jawaban yang mereka temukan di SGE, sehingga mereka mungkin tidak akan mengklik ke website. Hal ini dapat menurunkan CTR dan konversi iklan.
Oleh karena itu, praktisi PPC dan SEO perlu bekerja sama untuk menciptakan pengalaman pengguna yang kaya. PPC dapat digunakan untuk menarik perhatian pengguna ke website, sedangkan SEO dapat digunakan untuk membuat website lebih relevan dengan intent pengguna.
Praktisi PPC dan SEO juga perlu merangkul disiplin marketing lain, seperti copywriting, user experience, dan social media marketing. Hal ini untuk menciptakan pengalaman pengguna yang lebih lengkap dan komprehensif.
Keyword Research: Dari Spesifik ke Dinamis, SEO dan PPC Sama-Sama Beradaptasi
Era bergantung pada keyword spesifik bakal surut. Pengoptimalan website dan conversion tracking kini jadi raja. Algoritma Google, yang mengolah informasi dari berbagai sumber, berperan lebih besar dalam penargetan dan kreativitas.
Bagi SEO, ini berarti fokus bergeser dari mengejar keyword “emas” ke membangun otoritas website dan relevansi konten. Artinya, praktisi SEO perlu fokus pada membangun otoritas website dan membuat konten yang relevan dengan minat pengguna.
PPC pun dituntut untuk mengembangkan iklan yang lebih dinamis dan responsif terhadap tren pencarian SGE. Artinya, praktisi PPC perlu mengembangkan iklan yang dapat menyesuaikan dengan tren pencarian SGE.
Volume Pencarian Tetap, Tren Penelusuran Berubah: SEO dan PPC Beradaptasi dengan Cara Berbeda
Greg Kohler, senior digital marketing manager ServiceMaster Brands, memperkirakan volume pencarian tak banyak berubah. Namun, saran pencarian bisa bergeser berdasarkan tren dan perilaku pengguna.
Pengiklan PPC mungkin lebih tertarik pada konten “upper-funnel” seperti iklan display dan video, mempengaruhi model ekonomi dan meningkatkan volume iklan di area tersebut.
SEO, di sisi lain, harus jeli menangkap tren pencarian baru dan menyesuaikan konten sesuai intent pengguna yang terus berkembang.
Menulis Iklan dan Konten di Era SGE: Alami, Memikat, dan Tanpa Jualan Terang-Terangan
Google menghadapi tantangan untuk mengintegrasikan iklan secara natural di SGE tanpa terkesan memaksa. Iklan yang terlalu mencolok atau berisi call to action yang kental mungkin akan mengganggu pengalaman pengguna.
Levy, VP paid search Tinuiti, menekankan pentingnya membuat setiap elemen iklan mandiri dan lengkap. Artinya, iklan harus dapat berdiri sendiri dan memberikan informasi yang bermanfaat bagi pengguna, bahkan jika pengguna tidak mengklik iklan tersebut.
Bagi SEO, ini berarti fokus pada pembuatan konten bernilai tambah yang informatif dan menarik, bukan sekadar mengejar backlink dan ranking semata.
Competitor Research: Pilah Pilih yang Unik, SEO dan PPC Saling Menginspirasi
Dalam era SGE, riset kompetitor tetap krusial, tetapi perlu dilakukan dengan lebih cermat. Praktisi SEO dan PPC perlu mengidentifikasi kompetitor yang memiliki strategi yang unik dan berbeda dari kompetitor lainnya.
Kohler mengingatkan, menjadi “tukang ledeng terbaik di Jakarta” tak cukup di era SGE. Di mana banyak kompetitor menggunakan kata-kata serupa, diferensiasi menjadi kunci untuk memenangkan persaingan.
Tidak cukup hanya memiliki kualitas produk atau layanan yang baik. Praktisi SEO dan PPC perlu menggali keunikan value proposition dari bisnis mereka dan menyajikannya dengan cara yang autentik dan relevan.
Saatnya Mengasah Keahlian Baru
Google SGE akan mengubah segalanya dalam dunia pemasaran SEO dan PPC.
Sumber :