Teks Video :
Kali ini kita di konten cerita Defri, saya ingin bercerita tentang titik terendah dalam hidup. Semoga ada pelajaran yang bisa kita ambil dari sini.
Sekita tahun 2013, saat itu adalah titik terendah dalam hidup saya.
Saat itu saya :
- Tidak punya pekerjaan
- Tidak punya penghasilan
- Bisnis saya bangkrut
- Mau dipolisikan oleh investor
- Sudah 3 bulan kontrakan rumah tidak terbayar
Padahal dulu kontrakannya hanya satu petak, tidak ada kamarnya. Cuma satu petak, ada kamar mandinya, kamar mandinya juga tidak ada pintunya.
Itu gak kebayar selama 3 bulan.
Bahkan, untuk membeli sebutir telur asin pun saat itu saya gak mampu. Sebutir telur asin saya gak mampu.
Kisahnya pernah saya ceritakan di website ini, judulnya uang koin dan telur asin. Saat itu anak saya Kayla (usianya baru 3 tahun) terbangun dipagi hari :
- Kayla : Pah, Kayla lapar mau makan
- Saya : mau makan apa?
- K : Telur Asin
Saya bingung saat itu saya benar-benar tidak pegang uang.
Bagaimana ini?
Akhirnya saya mencari uang koin yang mungkin terselip. Biasanya kan kalau uang koin ditaruh dimana saja, tidak diperdulikan. Sampai hari ini pun demikian, kalau ada kembalian uang koin biasanya ditaruh sembarangan.
Sampai uang koin terakhir itu anak saya yang menemukan, di bawah lemari es.
- K : Pah ini saya dapat koinnya
Terkumpulah Rp. 2.500,- untuk membeli terlur asin.
Kondisinya separah itu.
Jadi sesulit apapun kondisi Anda saat ini, kalau masih bisa membeli sebutir terlur asin tanpa mencari-cari uang koin seperti saya. Maka kondisi Anda jauh lebih baik dari kondisi saya saat itu.
Hal ini diperparah lagi, ketika saya sudah pusing banget, bingung mau kemana. Saya pergi mengunjungi orang tua, niatnya hanya ingin silaturahmi saja, refresh, tidak ingin cerita.
Saya ke rumah orang tua, duduk di ruang tamu dengan ibu saya. Tiba-tiba ayah saya turun dari atas sambil marah-marah.
Nah ini nih, anak yang tidak nurut sama orang tua, Tidak mau dengar apa kata orang tua.
Sudah dibilang kerja kerja aja gak usah usaha-usaha.
Sekarang kalau sudah seperti ini siapa yang susah?
Kamu sendiri kan.
Sudah sana jangan ke rumah ini lagi, Jangan anggap saya orang tua kamu lagi.
Anak cuma nyusahin orang tua saja.
Setelah itu, saya langsung keluar.
Saat itu seperti sinetron, tiba-tiba saja hujan turun dengan deras.
Saya tetap jalan.
Ibu saya hanya bisa terdiam melihat saya, matanya berkaca-kaca, mungkin beliau ingin menghentikan saya namun bingung dan tidak punya keberanian.
Saya jalan terus walau kondisinya hujuan deras. Saya benar-benar blank.
Mungkin kalau Anda pernah terpikir untuk bunuh diri, saat itu saya sempat.
Saya sempat kepikiran untuk menabrakan diri saya ke truck besar yang sedang berjalan.
Tapi Alhamdulillah Allah masih menyelamatkan saya.
Entah bagaimana, saya terpikirkan lafadz La haula wala quwwata illa billah.
Karena saat itu saya sedang blank, saya tidak ingat artinya.
Sampai rumah saya mandi, ganti baju, sholat ashar. Baru disitu saya ingat artinya “Tiada daya dan upaya melainkan hanya pertolongan Allah”.
Dari situ saya tersadar, berarti hanya Allah yang bisa menolong. Disinilah titik baliknya.
Jadi kondisi titik terendah dalam hidup saya sampai seperti itu.
Bagaimana saya bisa keluar dari posisi itu?
Bagaimana saya bisa keluar dari posisi itu dan bisa terus bangkit sampai saat ini? setidaknya ada 5 hal yang saya lakukan.
1. Jangan Melawan
Jadi kondisi sesulit apapun saat ini jangan mencoba melawan, jangan mencoba menyalahkan orang lain, apalagi menyalahkan tuhan. Terima saja dulu, siapapun yang salah, apapun kondisinya, terima saja dulu iklaskan.
Itu yang saya lakukan.
Selama saya melawan,
saya tidak terima dengan keadaan, saya gak bisa nih kaya gini, saya harus sukses, saya gak boleh begini, saya gak boleh begitu, saya gak boleh gagal.
Kondisnya jadi semakin sulit, semakin sulit dan semakin sulit.
Sampai saya menyerah, sholat malam.
“Ya Allah saya iklas dengan kondisi saya saat ini, saya terima semuanya.”
2. Berdoa
Setelah itu baru saya berdoa, berdoa meminta pertolongan, berdoa meminta jalan keluar.
Sara saya jangan meminta pertolongan kepada orang lain, karena kita akan kecewa.
Mintalah pertolongan hanya kepada Allah.
3. Yakin
Yang ke-3 adalah yakin, berprasangka baik kepada Allah.
Yakin bahwa akan keluar dari posisi sulit ini, yakin dengan benar-benar yakin.
Ada salah satu waktu dimana terjadi percakapan antara saya dan istri, saat itu istri saya melihat saya tersenyum setelah sekian lama tidak melihat senyum di wajah saya.
- Istri : Yg kayanya hari ini seneng banget. Sudah dapat jalan keluar?
- Saya : Belum Yg.
- Istri : Belum ko kamu sudah senyum-senyum, sepertinya sangat senang.
- Saya : Siap-siap Yg, Allah akan angkat kita.
- Istri : Ko kamu bisa seyakin itu.
- Saya : Kita mau diuji seperti apalagi, semua sudah kita terima. Tinggal diusir aja ini yang belum dari kontrakan.
Ibaratnya saat itu saya sudah tidak diakui anak oleh orang tua, pemasukan sudah tidak ada, uang sudah tidak ada, makan pun sudah sulit, tinggal diusir dari kontrakan saja yang belum. Kalau sudah diusir sudah lengkap berarti, sudah di titik terendah.
Saya meyakini hidup itu seperti roda berputar, ketika kita berada di bawah atau titik terndah berarti sebentar lagi kita akan naik ke atas.
Itu keyakinan saya ketika saya berada di titik terendah, saat itu saya benar-benar belum memiliki jalan keluar dari permasalahan yang saya hadapi.
4. Berusaha
Yang berikutnya adalah berusaha dengan apa yang kita bisa, kita bisanya apa?
Saat itu Alhamdulillah saya sudah bisa SEO walaupun berlum ahli. Maka saya usaha saja dengan SEO, bagaimana saya bisa menghasilkan dengan SEO, produk apa yang bisa saya pasarkan melalui SEO.
Saya kesana kesini mengunjungi beberapa orang untuk mencari produk dan mengajak kerjasama.
Saya tidak pernah meminta-minta, saya hanya menawarkan kerjasama.
Sampai di satu titik ada yang mau diajak kerjasama, produknya saya promosikan dengan SEO dan saya mendapatkan hasil dari sana.
Prosesnya panjang, tidak instan.
5. Bantu orang Lain
Yang terakhir adalah bantu orang lain walaupun sedang berada dalam posisi sulit.
Karena ketika kita membantu kesulitan orang lain, Allah yang akan membantu kesulitan kita.
Mungkin saat di titik terenda kita tidak bisa membantu orang lain dengan uang atau harta, kita batu saja dengan apa yang kita punya.
Saat itu saya punya ilmu, maka saya bantu mereka dengan ilmu.
- Ada yang saya bantu pasarkan produknya secara online.
- Ada yang saya ajarkan teknik SEO agar punya keahlian dan bisa menghasilkan.
Jadi itu yang saya alami saat berada di titik terendah kehidupan, dan 5 langkah itu yang saya lakukan hingga satu waktu usaha yang saya jalankan mendaptkan hasil. Salah satu website yang saya optimasi masuk halaman satu Google dan mulai mendapatkan banyak order.
Semoga ada pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah saya saat berada di titik terenda dalam hidup.
Semoga siapun yang saat ini sedang mengalaminya, cepat mendapatkan jalan keluar terbaik.